Tegursapanews.com - Mbah Mahfudh: Aksi Mbah Mahfudh semakin membikin marah Belanda, ketika beliau dengan santri-santrinya menyerang rumah sakit Kristen (RSK) di Tayu.
Rumah sakit ini, dianggap sebagai pusat konsolidasi politik dan juga basis kristenisasi di lereng Muria.
Dengan menggasak rumah sakit Kristen , Mbah Mahfudh setidaknya mendapatkan dua keuntungan, yakni melemahkan basis kekuatan politik Belanda dan mengendurkan moral serdadu Hindia Belanda.
Setelah berjuang melawan Kolonial, akhirnya Mbah Mahfudh ditangkap oleh militer Belanda. Beliau kemudian di penjara, dan dipindah ke penjara Ambarawa, hingga kedatangan militer Jepang.
Fort Willem I, merupakan benteng yang didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda, selama 11 tahun, sejak 1834-1845di bawah kepemimpinan Kolonel Hoorn.
Benteng ini, di bangun untuk menghormati Raja pertama Kerajaan Belanda,Willem Frederik Prins Van Oranje Nassau.
Bangunan benteng ini, terketak di dekat jalan utama Ambarawa, di perlintasan Semarang-Solo dan Semarang Yogya.
Warga sekitar mengenal benteng ini sebagai 'benteng pendem'.
Kiai Mahfudh wafat di Fort Willem I, Ambarawa, pada tahun 1944. Perlawanan terhadap kolonial, konsep politik kebangsaan dan diplomasi politik Mbah Mahfudh, sejatinya menjadi telaga inspirasi bagi Kiai Sahal, dipengaruhi oleh ayahandanya, sang pejuang kemerdekaan, KH. Mahfudh Salam.
Habis....
Al-fatihah.....
Gedung Pudak Jalan Pahlawan Gresik Jatim. Ahad - 8 - September - 2024
Abdul Chalim CEO Tegursapanews.com Sponsorship universal Institute of Professional Management (UIPM)
For further information call me: 0818 536 867