Mengabdi Untuk Negeri
tegursapanews.com - Mengabdi: Ketika para pemimpin bangsa memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Pemerintah Hindia Belanda tidak rela atas keputusan politik ini.
Hindia Belanda tetap ingin menguasai Indonesia sebagai kadang ekonomi dan jajahan politik.
Keinginan Belanda, terbukti dengan hadirnya tentara Sekutu, serta tentara NICA (Netherlands Indische Civil Administratif).
Tentu saja, kedatangan tentara ini membuat warga Indonesia marah. Kota Surabaya dan beberapa kota lain menjadi saksi kemarahan warga ketika tentara Sekutu mengintimidasi.
Pada 19 September 1945, terjadi perobekan bendera di Hotel Yamato. Peristiwa ini, sekaligus menjadi tanah kemarahan rakyat atas invasi tentara Sekutu dan NICA.
Situasi negeri menjadi kacau dan warga menjadi tersulut kemarahan karena intimidasi tentara Sekutu.
Situasi pertahanan negara sedang di uji, apalagi ketika negara Indonesia baru saja merdeka.
Sistem birokrasi, pemerintahan dan barisan militer masih sangat lemah. Pada saat itulah, laskar-laskar Santri memainkan peran penting untuk mengkonsolidasi kekuatan rakyat.
Pada 22 Oktober 1945, para kiai menyatakan rumusan tentang resolusi jihad. Kiai Hasyim. Asy'ari mengeluarkan fatwa untuk menggemakan resolusi jihad.
Fatwa Kiai Hasyim inilah yang kemudian melecut semangat Santri dan warga di kawasan Jawa Timur, dan kawasan lainnya untuk berjuang melawan penjajah.
Bersambung.....
Jalan Ikan Lele Tambak Rejo Indah (Tamrin) Waru Sidoarjo. Selasa - 24 - September - 2024
Abdul Chalim CEO tegursapanews.com Sponsorship universal Institute of Professional Management (UIPM)
For further information call me: 0818 536 867