Notification

×

Iklan

Iklan

Mengenal Gestalt Prayer

| September 15, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-09-15T13:27:00Z
Oleh: Yusdi Lastutiyanto*

_I do my thing and you do your thing. I am not in this world to live up to your expectations, And you are not in this world to live up to mine.You are you, and I am I, and if by chance we find each other, it's beautiful. If not, it can't be helped._
- Fritz Perls

Tegursasapanews - Potensi: Gestalt prayer, yang ditulis oleh Fritz Perls, pendiri terapi Gestalt, berisi konsep inti dari pendekatan Gestalt tentang kesadaran diri, tanggung jawab pribadi, dan hubungan antar manusia. Kutipan terkenal dari Gestalt prayer kurang lebih seperti ini:

"Aku melakukan tugasku, dan kau melakukan tugasmu. Aku tidak ada di dunia ini untuk memenuhi harapanmu, dan kau tidak ada di dunia ini untuk memenuhi harapanku. Kau adalah kau, dan aku adalah aku, dan jika kebetulan kita bertemu, itu indah. Jika tidak, tidak ada yang bisa dilakukan."

Dalam hubungan pertemanan, cinta, dan pekerjaan, Gestalt prayer menekankan pentingnya menjaga identitas dan kebutuhan pribadi tanpa mengorbankan diri sendiri demi orang lain. Dalam pertemanan, hal ini mengajarkan bahwa hubungan yang sehat terjadi ketika masing-masing individu bertanggung jawab atas perasaan dan tindakan mereka, tanpa terlalu bergantung pada orang lain untuk kebahagiaan pribadi.

Dalam hubungan cinta, Gestalt prayer mengingatkan pentingnya otonomi dalam hubungan. Cinta yang sehat bukan berarti kehilangan diri untuk pasangan, tetapi saling berbagi dan mendukung pertumbuhan pribadi satu sama lain. Hubungan tidak seharusnya dipenuhi dengan ekspektasi yang tidak realistis atau tuntutan untuk mengubah pasangan agar sesuai dengan keinginan pribadi.

Di tempat kerja, prinsip Gestalt prayer berguna dalam membangun dinamika yang sehat. Setiap orang bertanggung jawab atas tugas dan tujuan mereka sendiri. Kolaborasi terjadi ketika setiap orang dengan tujuan dan tanggung jawab yang jelas bisa bertemu dan bekerja bersama tanpa merasa terjebak dalam ekspektasi yang tidak sehat.

Gestalt Prayer coba menjelaskan, ketika hubungan bisa saling memberdayakan maka kedua belah pihak akan terpenuhi kebutuhan psikologisnya, ketika seseorang memahami tentang tanggung jawab untuk dirinya dan tanggung jawab untuk hubungannya, maka interaksi sebagai manusia itu indah, tapi jika tidak maka akan menjadi hubungan yang tidak sehat, istilah saat ini disebut _Toxic Relationship._

Jika seseorang berada dalam pola hubungan ini,  maka batasan, hak, tanggung jawab dan kewajiban perlu direncanakan, semacam membuat _blue print_ kehidupan, sebagai individu atau partnership.

Tapi siapa itu Fritz Perls dalam Gestalt Prayer? Saya kira Anda perlu mengetahuinya.

Fritz Perls, atau lengkapnya Friedrich (Fritz) Salomon Perls, lahir pada 8 Juli 1893 di Berlin, Jerman. Ia berasal dari keluarga Yahudi kelas menengah dan menunjukkan ketertarikan pada filsafat dan psikologi sejak dini. Latar belakang Perls sebagai seorang psikiater, psikoanalis dan psikoterapi membuatnya memiliki pandangan yang kuat tentang perilaku manusia dan kebutuhannya, hal ini dijelaskan dalam bukunya yang berjudul _Ego, Hunger dan Aggression_ (1942).

Selama Perang Dunia I, Fritz Perls bertugas sebagai tentara Jerman, tetapi pengalaman di medan perang justru semakin menginspirasi dia untuk mengeksplorasi isu-isu kemanusiaan dan psikologis yang mendalam. Setelah perang, Perls mendalami psikoterapi dan bertemu dengan beberapa tokoh penting seperti Sigmund Freud dan Karen Horney. Meskipun awalnya dia dipengaruhi oleh psikoanalisis Freud, Perls kemudian mengembangkan pandangannya sendiri yang berbeda dari psikoanalisis tradisional.

Pada tahun 1930-an, Fritz Perls dan istrinya, Laura Perls, yang juga seorang psikolog, pindah ke Afrika Selatan untuk menghindari rezim Nazi di Jerman. Di sana, ia mulai mengembangkan prinsip-prinsip Gestalt Therapy, yang menekankan pada pengalaman 'di sini dan saat ini' serta integrasi fisik, emosional, dan mental.

Setelah Perang Dunia II, Perls pindah ke Amerika Serikat, di mana ia bersama Laura mendirikan New York Institute for Gestalt Therapy pada tahun 1952. Dari sinilah Gestalt Therapy mulai menyebar ke seluruh dunia, terutama di Amerika Serikat dan Eropa.

Gestalt Therapy merupakan salah satu pendekatan humanistik dalam psikoterapi yang menekankan kesadaran (_awareness_), pengalaman saat ini, dan tanggung jawab pribadi. Berbeda dengan pendekatan psikoanalisis yang berfokus pada masa lalu dan bawah sadar, Gestalt Therapy mendorong individu untuk sepenuhnya merasakan dan menyadari perasaan, pikiran, dan tindakan mereka dalam momen sekarang.

Gestalt Therapy juga terkenal dengan teknik _"empty chair"_ yang memungkinkan individu untuk mengeksplorasi konflik internal atau eksternal dengan cara berdialog dengan bagian-bagian dari diri mereka sendiri atau orang lain dalam konteks yang imajinatif. Teknik ini membantu klien untuk memproses perasaan yang mungkin terpendam dan menemukan resolusi emosional.

Pada tahun 1960-an dan 1970-an, terapi Gestalt semakin populer sebagai bagian dari gerakan humanistik yang lebih luas dalam psikoterapi. Banyak terapis di seluruh dunia mengadopsi pendekatan ini karena sifatnya yang pragmatis dan fokusnya pada pengalaman langsung. Gestalt Therapy juga berkembang dalam setting grup, di mana individu bisa saling mendukung dalam proses terapinya.

Hingga saat ini, terapi Gestalt tetap menjadi pendekatan yang dihargai dalam dunia psikoterapi karena pendekatannya yang menggabungkan aspek kognitif, emosional, dan fisik dalam sebuah integrasi yang holistik. Terapis Gestalt sering membantu klien menemukan kesadaran diri yang lebih besar, menyelesaikan konflik batin, dan membangun hubungan yang lebih autentik dengan orang lain.

Dari Fritz Perls dengan Gestalt prayer kita bisa belajar tentang pentingnya memahami tentang kebutuhan diri dan menjalani interaksi hubungan secara sehat.

Semoga bermanfaat dan Terima kasih 

Jakarta, 15 September 2024


Editor: Abdul Chalim

*Intructur NLP Lisensi IHC
×
Berita Terbaru Update