Notification

×

Iklan

Iklan

Mengubah Keyakinan

| September 28, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-09-28T23:52:18Z
Oleh: Yusdi Lastutiyanto

_"Keyakinan bukanlah kebenaran mutlak, mereka bisa diubah seiring kita membuka diri untuk belajar."_
— Anonim


tegursapanews.com - Keyakinan:  Seno selalu merasa ada yang salah dalam dirinya ketika berbicara tentang hipnosis. Ia begitu tertarik dengan ilmu tersebut, sampai akhirnya dia memberanikan diri untuk mengikuti pelatihan hipnotis, dengan harapan mengubah personanya menjadi seorang hipnotis.

Setelah selesai pelatihan Seno mulai mencari subjek yang dijadikan sebagai bahan latihan, namun setiap kali mencoba mempraktekkan, selalu berakhir dengan kegagalan. Berulang kali, ia mencoba melakukan hipnotis kepada teman atau keluarga, tetapi tidak pernah berhasil. "Aku memang tidak berbakat," pikirnya. Kepercayaan itu semakin kuat, hingga ia takut mencoba lagi karena khawatir akan dianggap bodoh oleh orang lain. 

Seno terus merenungkan kegagalannya, sampai akhirnya ia teringat bahwa sebuah keyakinan dalam diri bisa muncul ketika masa kecil, lalu Seno mencari kedalam dirinya apa pengalaman masa kecil yang belumlah terselesaikan hingga mempengaruhi cari berpikirnya saat ini. 

Dalam proses pencarian akhirnya Seni ingat kembali pengalaman itu, ketika duduk dikelas lima SD, ia pernah gagal dalam sebuah presentasi di depan kelas. Saat berdiri di depan teman-temannya, semua materi yang ia siapkan tiba-tiba hilang dari kepalanya. Ia terbata-bata, berusaha mengingat, tetapi semakin ia mencoba, semakin buruk situasinya. Akhirnya, ia menyerah dan kembali ke tempat duduknya dengan kepala tertunduk malu. Sejak saat itu, ia merasa takut berbicara di depan umum atau melakukan sesuatu yang melibatkan keyakinan diri.

Beberapa waktu berlalu, dan rasa takut itu berubah menjadi keyakinan bahwa dirinya tidak bisa melakukan hipnosis, bahwa ia tidak memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pikiran orang lain. Namun, suatu hari, Seno memutuskan bahwa ia tidak bisa terus hidup dengan keyakinan seperti itu. Ia perlu perubahan. Dengan niat baru, ia mencari seorang mentor yang dapat membantunya.

Setelah mencari informasi, Seno bertemu dengan Yusdi, seorang hipnoterapis yang berpengalaman. Yusdi tidak hanya memahami teknik hipnosis dan mempelajari psikologi, tetapi juga paham bagaimana keyakinan bisa mempengaruhi perilaku seseorang. Pada sesi pertama mereka, Yusdi meminta Seno untuk menceritakan lebih dalam tentang asal mula keyakinannya. 

"Keyakinan bahwa kamu tidak bisa melakukan hipnosis itu bukan fakta. Itu hanyalah hasil dari satu pengalaman buruk yang Anda bawa terus hingga sekarang," jelas Yusdi. "Kita semua pernah gagal, tetapi kegagalan itu seharusnya tidak mendefinisikan siapa kita."

Yusdi mulai membantu Seno dengan latihan-latihan sederhana dengan mencari subjek yang tepat untuk diajak bermain. Ia diminta untuk memperbaiki cara berkomunikasi untuk mengedukasi subjek tentang apa itu hipnosis dan tentu cara berpikirnya, agar tidak langsung melompat pada kesimpulan bahwa dirinya gagal setiap kali hasilnya tidak sesuai harapan. 

Yusdi juga mengajarkan Seno untuk mencari fakta yang lebih dalam sebelum menerima sesuatu sebagai kebenaran. Misalnya, ketika Seno merasa bahwa ia tidak bisa mempengaruhi orang lain, Yusdi mengingatkannya bahwa ini adalah keyakinan, bukan fakta. Seno juga diajak untuk menantang caranya berpikir dan menggantinya dengan keyakinan baru.

Setelah beberapa sesi bersama Yusdi, Seno mulai merasakan perubahan. Ia diberi kesempatan untuk mempraktekkan hipnosis pada subjek langsung di bawah bimbingan Yusdi. Awalnya, ia hanya melakukan teknik dasar seperti uji sugesti, induksi, memperdalam keaadan hipnotik, memberikan sugesti ringan, dan teknik jangkar. Meskipun sederhana, latihan-latihan ini memberinya kepercayaan diri yang ia butuhkan.

Seiring berjalannya waktu, keberhasilan kecil mulai terakumulasi, dan keyakinan lama yang membatasi dirinya mulai terkikis. Seno menyadari bahwa pikirannya yang menghalanginya selama ini. "Keyakinan bukan fakta," pikirnya, "dan keyakinan bisa diubah." 

Dengan tekad baru, Seno mulai berani menampilkan diri sebagai hipnoterapis. Ia membuat profil profesional di sosial medianya, berbagi pengalaman dengan orang lain, dan mulai membangun reputasi. Meskipun perjalanan masih panjang, ia kini lebih yakin bahwa dirinya mampu, bukan karena tidak pernah gagal, tetapi karena ia belajar dari setiap kegagalan.

Cerita ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana keyakinan yang terbentuk sejak kecil dapat mempengaruhi hidup seseorang, bahkan bertahun-tahun setelah pengalaman itu terjadi. Seno menjadi contoh nyata bagaimana keyakinan bisa membatasi potensi diri. Namun, cerita ini juga menunjukkan bahwa keyakinan bukanlah sesuatu yang permanen. 

Dengan bimbingan mentor yang tepat, seperti Yusdi, seseorang bisa belajar untuk menantang keyakinan yang tidak lagi bermanfaat, mengevaluasi kembali bukti yang ada, dan membuka diri terhadap informasi baru. Seno berhasil mengubah keyakinannya bukan karena ia tiba-tiba menjadi jago, tetapi karena ia belajar untuk menghindari kesimpulan terburu-buru dan memberikan kesempatan pada pikiran untuk berkembang.

Pelajaran penting dari cerita ini adalah bahwa kita tidak boleh mengira pikiran kita sebagai fakta yang tidak dapat diubah. Seno membuktikan bahwa dengan kesediaan untuk belajar dan latihan yang konsisten, keyakinan bisa diubah dan potensi diri bisa direalisasikan sepenuhnya.

Semoga bermanfaat dan Terimakasih

*Instruktur NLP Lisensi IHC


Editor: Abdul Chalim
×
Berita Terbaru Update