tegursapanews.com - Tarif: Sejak bulan lalu, kita sudah membaca kabar di media online dan medsos tentang beberapa orang tokoh nasional yang berusaha mengadu domba antara Presiden Jokowi dan Presiden Terpilih Prabowo Subianto. Demikian percikan dunia politik yang kadang kejam dan kotor.
Tujuan mereka mengadu domba tersebut, sangat jelas, supaya keduanya gelut di akhir masa jabatan Presiden Jokowi selama 10 tahun dan pada awal masa jabatan Presiden Prabowo Subianto yang akan dilantik pada Ahad, 20 Oktober 2024.
Status politik dalam sebuah negara sangat menentukan berbagai hal, seperti dalam aspek ekonomi di tengah masyarakat. Kemarin kita naik bis Trans Jatim dari kota Sidoarjo Jawa Timur ke Paciran Lamongan dengan tarif Rp 10.000,-. Sidoarjo Gresik Rp 5000,- dan Gresik Paciran Lamongan Rp 5.000,-
Hal tersebut adalah keputusan politik pejabat Gubernur Jawa Timur yang telah memberikan subsidi terhadap jasa angkutan massal berupa bis di wilayah Gerbang Kerto Susilo (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan).
Alkisah pengalaman yang lain, pada tahun 2018, kita pernah naik pesawat terbang Air Asia dari Bandara internasional Juanda Sidoarjo Surabaya ke Bandara Sultan Iskandar Muda Banda Aceh lewat bandara Kuala lumpur Malaysia dengan harga tiket Rp 2,5 juta untuk paket pulang pergi.
Pada saat itu harga tiket pesawat Lion Air dari Surabaya ke Banda Aceh yang transit di Bandara internasional Kualanamu Medan Sumut sekali terbang Rp 2, 5 juta, berarti tiket pulang pergi Rp 5 juta. Hal tersebut, termasuk dalam wilayah kebijakan politik nasional.
Kita tidak tahu atas dasar apa saja. Jika tarif jasa hiburan para artis puluhan sampai ratusan juta rupiah untuk sekali naik panggung dalam sebuah pertunjukan seni budaya, seperti tarif artis Pn Lesti Kejora Rp 350 juta, konon diatas tarif artis Pn Inul Daratista yang Rp 300 juta.
Kita pernah membaca berita di media online, bahwa salah seorang artis nasional yang memiliki Jet Pribadi yaitu Pn Inul Daratista yang kelahiran Porong Jawa Timur. Hal tersebut menunjukkan, bahwa profesi artis papan atas hasil usahanya luar biasa.
Kemudian kita mendengar info dari takmir masjid, bahwa jasa ustaz yang khutbah di atas mimbar masjid pada hari Jumat minimal tarifnya Rp 500 ribu untuk status masjid kelas menengah di kota Metropolitan Surabaya. Hal itu berbeda dengan tarif para ustaz yang menyampaikan khutbah pada Hari Raya Iedul Fitri dan Iedul Adha.
Kalau boleh dibandingkan dengan tarif upah Tukang Sampah di perkampungan. Mereka dibayar ketua RT dan RW sebesar Rp 1,5 juta setiap bulan. Padahal status tukang sampah termasuk biro jasa angkutan yang sangat penting di tengah masyarakat. Disini timbul pertanyaan dari netizen. Apa warga kampung sudah berlaku adil dalam menetapkan tarif jasa angkutan sampah ? Barokallah Amien.
Kamis, 19 September 24
Sabdasheh
Editor: Abdul Chalim
Oleh: Sheh Sulhawi Rubba
