Notification

×

Iklan

Iklan

Profil Agama Di Pulau Madura, Bali Dan Timor

| September 11, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-09-11T14:58:19Z
Tegursapanews.com -  Timor: Kita baca info di media online, bahwa warga negara Timor Leste 99 persen dari 1.3 juta penduduk berstatus sebagai Kristiani agama Katolik Roma. Dalam hal ini, sebagai fakta sosial dalam sejarah keberhasilan kristenisasi di wilayah Nusantara yang dilakukan kolonial barat, yang terhitung sejak abad ke 16.

Dengan demikian, eksistensi agama Katolik Roma yang dibawa misionaris Portugal di wilayah Timor Leste sudah lebih 4 abad. Jika setiap abad tercatat 4 generasi, berarti warga negara Timor Leste yang hidup pada saat ini, mungkin umat Katolik generasi yang ke 17.

Sejarah tersebut berbeda dengan status umat Hindu di Bali yang sudah ada sejak zaman kerajaan Mojopahit. Umat Hindu Bali yang hidup pada saat ini mungkin generasi yang ke 50, bila dihitung nenek moyang mereka yang pertama kali beragama Hindu Bali.

Atas dasar sejarah umat beragama Katolik di pulau Timor dan umat beragama Hindu di pulau Dewata Bali yang sudah sekian abad. Jika ada warga negara di pulau Timor dan di pulau Bali yang disebut sebagai Mualaf. Hal tersebut termasuk peristiwa yang luar biasa.

Peristiwa yang luar biasa yang sebaliknya, jika dikabarkan ada muslim di pulau Madura yang disebut Murtad, karena mereka pindah agama ke Hindu dan atau agama Katolik. Dalam hal ini sejarah Islam di Nusantara mencatat, bahwa Wali Songo di Jawa sudah menyebarkan Islam sampai ke Pulau Madura sejak abad ke 15.

Atas dasar eksistensi warga negara yang sejak sekian abad menganut multi agama, yang konon diawali dari Agama Budha pada zaman Kerajaan Sriwijaya dan Agama Hindu pada zaman kerajaan Mojopahit. Sebelum mubaligh Islam masuk ke Nusantara, sebagian leluhur kita yang bukan Budha dan Hindu menganut  faham Animisme dan Dinamisme.

Kemudian datang misionaris Kristen Barat pada zaman kolonial ke beberapa wilayah kerajaan Islam dari Aceh sampai ke kerajaan Ternate di kepulauan Maluku. Mereka aktif melakukan kristenisasi terhadap warga yang masih berfaham animisme dan dinamisme, seperti terhadap warga asli di Tanah Papua.

Atas Dasar fakta sejarah agama tersebut, maka Soekarno sebagai ketua BPUPKI menulis sila kelima dalam Pancasila sebagai filsafat negara Indonesia yaitu Sila Ketuhanan. Kemudian atas dasar Piagam Jakarta, dalam Sila Ketuhanan ditambahkan kalimat Yang Maha Esa pada sila yang pertama Filsafat Pancasila. Barokallah Amien 

Rabu, 11 September 24 
Sabdasheh

Editor: Abdul Chalim

Oleh: Sheh Sulhawi Rubba
×
Berita Terbaru Update