Notification

×

Iklan

Iklan

Saat Pesan Kopi Hangat Di Arab Ucapkan Qahwa Jahanam

| September 10, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-09-11T06:37:58Z
Tegursapanews.com - Qahwa Jahanam: Alkisah ketika kita keluyuran sampai ke kota Lubuklinggau Sumatra Selatan pada November 2018, kita sempat bertemu sahabat karib Tn Sehmudin. Beliau kawan sebangku waktu kita sekolah di SD Negeri Kalangan Marga Gedung Agung Merapi Lahat pada tahun 1962 - 1968.

Kita terpisah hampir setengah abad dan tidak pernah bertemu sejak lulus sekolah tahun 1969 sampai 2018. Ketika kita ngobrol di rumahnya, beliau cerita punya kebun kopi seluas 10 ha, dengan itu beliau buka usaha industri Kopi Bubuk. Hasil usaha tersebut sudah dipasarkan sampai ke kota Medan Sumatra Utara dan Malaysia, selain dikirim ke distributor di pulau Jawa.

Demikian pula ketika keluyuran di Kalimantan Timur, pada saat perjalanan dari Bontang ke Samarinda, kita diajak driver rental mampir sebentar di perkebunan kopi luwak di pinggir jalan raya Kutai Timur. Pada saat itu, kita bertemu dan ngobrol dengan petani kebun Kopi yang sukses berasal dari Lamongan Jawa Timur. Beliau salah seorang transmigran pada Era Orde Baru yang berhasil ekspor Kopi Luwak ke mancanegara dengan harga fantastis.

Pekan lalu kita baca di media online tentang kegembiraan warga di Pagaralam Sumsel yang berstatus sebagai petani kopi. Mereka senang sekali bisa menjual hasil pertanian komoditi Kopi yang dibandrol pengepul dengan harga perkg Rp 70.000,-. Pernah tercatat dalam berita ekonomi nasional, bahwa wilayah Sumatra Selatan termasuk penghasil kopi terbesar di Indonesia yang diekspor ke mancanegara.

Sekarang sedang berlangsung acara PON ke 21 Aceh -- Sumut yang dibuka Presiden Jokowi di Stadion Harapan Bangsa di Banda Aceh. Para atlet nasional yang berasal dari seluruh wilayah Nusantara dan para wisatawan pasti menikmati kopi khas Aceh yang disebut Kopi Tarik. Kita pernah menikmatinya pada tahun 2014 dan 2018 di Kota Seribu Kedai Kopi.

Alkisah pada waktu kita masih kecil tinggal bersama orang tua yang berstatus sebagai petani tradisional di dusun Simpang Agung Merapi Timur Lahat Sumsel pada tahun 1960 - 1974. Kita pernah ikut aktif membantu orang tua menanam pohon kopi di kebun karet yang sekarang sudah menjadi lahan Kantor Kepala Desa Gedung Agung di dekat destinasi wisata Desa Tebat Lempaung Indah.

Para petani di Sumatra Selatan yang menanam pohon kopi ribuan hektar di kebunnya, seperti petani di daerah Semendo Muara Enim, mereka sebut dengan istilah Kebun Kawe. Sebutan pohon Kawe berasal dari Bahasa Arab yang berbunyi Qahwa yang disebut Kawe, seperti kosa Kata Jamaah disebut Jeme. 

Para Jamaah Haji Dan Umrah asal Indonesia yang sedang berada di tanah suci Makkah dan Madinah. Ketika mereka masuk warung di pertokoan dan pesan secangkir Kopi Hangat, ucapkan saja kalimat Qahwa Jahanam. Barokallah Amien 

Rabu, 11 September 24 
Sabdasheh

Editor: Abdul Chalim

Oleh: Sheh Sulhawi Rubba
×
Berita Terbaru Update