tegursapanews.com IKN: Kalau kita boleh mengusulkan dan memberi saran kepada Presiden Terpilih Tn Prabowo Subianto setelah beliau dilantik pada Ahad, 20 Oktober 2024 nanti. Kita mohon dengan segala hormat kepada beliau untuk memberi nama JTTS (Jalan Tol Trans Sumatra) dan Nama Bandara di IKN Nusantara dengan sebutan nama TUAN JOKO WIDODO sebagai Bapak Infrastruktur di Bumi Pertiwi Indonesia.
Beberapa bulan yang lalu, kita sudah nawaitu untuk mengirimkan karangan bunga pada saat acara Pelantikan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka atas nama Lembaga Riset dan Islamisasi (GARISI) di Sidoarjo Jawa Timur yang tertulis "Innalillahi dan Semoga Husnul Khatimah" dalam mengemban amanat rakyat hasil pemilu pada Rabu, 14 Februari 2024.
Kita termasuk salah seorang warga negara yang mengagumi Profil Tn Prabowo Subianto yang dinilai sangat tulus dalam perjuangan mengisi Kemerdekaan NKRI. Beliau dengan kesungguhan hati untuk meraih Kursi RI 1 dengan diawali mendirikan Partai Gerindra pada tahun 2008, yang suka rela mengeluarkan dana puluhan miliar rupiah.
Kita mengucapkan lafaz Hamdalah, ketika membaca opini beberapa orang tokoh nasional yang sampai kemarin masih menunjukkan perasaan Sakit Hati terhadap Presiden Jokowi. Alhamdulillah, hal tersebut bukan kita yang merasa Kecewa, Sakit Hati, Iri, Hasud dan Dengki, hingga mereka melakukan segunung umpatan, caci maki dan fitnah di medsos tanpa jedah seharipun.
Kemarin ketika kita berkunjung ke destinasi wisata Museum Kereta Api di Ambarawa Semarang Jawa Tengah. Kita bersyukur dan berterima kasih kepada Hindia Belanda yang telah membangun rel kereta api sampai ke stasiun Lubuk Linggau dan stasiun Kertapati Palembang Sumatra Selatan dari Stasiun Panjang Bandar Lampung.
Mungkin ada netizen yang bertanya di dalam hati, atas dasar apa kita merasa berterima kasih kepada Kolonial Hindia Belanda dalam pembangunan angkutan massal kereta api ? Jawaban singkatnya. Kita bertanya kepada netizen, apakah Si Pahit Lidah di Kesultanan Palembang punya rencana membangun rel kereta api di wilayah Sumatra bagian Selatan ?
Demikian pula ketika kita sedang Tawaf di kota Boyolali Jawa Tengah. Kita ingat catatan sejarah nasional tentang ribuan warga yang lahir di Pulau Jawa, termasuk di Boyolali yang dikirim kolonial Hindia Belanda ke Suriname Amerika Latin untuk menjadi tenaga kerja di perkebunan milik kerajaan Belanda. Imigrasi tersebut terhitung sejak tahun 1890 sampai tahun 1935.
Kalau selama ini pusat pembangunan berada di Pulau Jawa, hal tersebut dinilai wajar, karena penderitaan warga negara di Pulau Jawa lebih berat dibandingkan dengan penderitaan warga negara di pulau Sumatra, Kalimantan dan warga di pulau yang lainnya.
Dalam hal ini status Presiden Jokowi sudah mulai untuk melakukan pembangunan secara merata di seluruh wilayah Indonesia dengan cara memindahkan status Ibukota Indonesia dari DKI Jakarta di Jawa ke IKN Nusantara di Kalimantan Timur. Barokallah Amien.
Jumat, 27 September 24
Sabdasheh
Editor: Abdul Chalim
Oleh: Sheh Sulhawi Rubba