tegursapanews.com - Westerling: Gairah modernitas di Makassar menempa diri Ambo Dalle, menjadikannya lebih luas memandang kehidupan.
Ia mendapatkannya semangat baru dari dunia pendidikan dan pergerakan, yang di wujudkannya dengan mengabdi untuk mencerdaskan warga di kawasannya.
Ketika kembali ke Wajo, Ambo Dalle terus memperdalam ilmunya. Ia belajar kepada beberapa ulama alumni Mekkah, semisal Haji Syamsuddin dan Sayyid Ali al-ahdal.
Para ulama Wajo ini, menjadi perintis perkembangan dakwah di kawasan ini.
Ambo Dalle merupakan santri yang cerdas dan memiliki visi yang kuat. Oleh gurunya, Gurutta H As'ad, Ambo Dalle di jadikan asisten untuk membantu mengajar.
Hal ini, didasarkan kemampuan dan pemahaman Ambo Dalle yang melebihi rata-rata kawan seusianya.
Sejak saat itu, Gurutta H. As'ad dan Ambo Dalle berjuang bersama untuk memajukan dakwah Islam melalui pendidikan, dengan mengajar santri-santri di kawasan tanah lahirnya.
Kegigihan Ambo Dalle dan guraunya, didengar oleh Raja Wajo, Arung Matoa Wajo. Oleh Raja Wajo Ambo Dalle diminta untuk membangun madrasah, yang seluruh biayanya pembangunan akan di fasilitasi dai sang Raja.
Madrasah di bangun dengan nama madrasah al-Arabiyyah al- Islamiyyah (MAI), dengan jenjang pendidikan Awaliyyah, Ibtidaiyyah (SD) dan Sanawiyyah (SMP).
Madrasah ini kemudian berkembang pesat, menjadi referensi pendidikan di kawasan Wajo.
Ambo Dalle terus berjuang mengembangkan madrasah ini. Atas seizin gurunya, Ambo Dalle pinda serta mendirikan MAI di Mangkoso, pada 21 Desember 1938/ 29 Syawal 1356.
MAI Mangkoso ini, kelak menjadi cikal bakal kelahiran oraganisasi pendidikan Darud Dakwah wal-Irsyad.
Ambo Dalle dikenal sebagai pendakwah dan guru yang mengasuh banyak santri, beliau mendapat julukan sebagai Gurutta Ambo Dalle.
Bersambung.....
Kedinding Lor Surabaya, Ahad - 20 - Oktober - 2024
Abdul Chalim CEO tegursapanews.com Sponsorship universal Institute of Professional Management (UIPM)
E C O S O C
U I P M