tegursapanews.com - Ulama yang pejuang: Kiprah KH. Abdullah di tingkat Nasional menjadikannya sebagai tokoh yang sangat diperhitungkan.
Tidak hanya oleh kawan-kawan seperjuangannya, tetapi juga oleh Belanda yang kembali masuk Indonesia, dengan membonceng NICA.
Ia pun menjadi salah seorang tokoh yang hendak di ciduk oleh Belanda.
Ketika ibu kota negara pindah ke Yogyakarta dan pada 4 Juni 1946, ia pun turut serta hijrah ke Yogyakarta, sekaligus menghindari upaya penangkapan oleh Belanda.
Di ibu kota Negara yang baru ini, kiprah KH. Abdullah pun terekam tidak hanya di bidang pemerintahan, tetap juga di bidang lainnya.
Ia merupakan penggagas suara Bahasa Arab pada RRI Yogyakarta.
Dalam masa revolusi fisik ini, ia juga tercatat menjadi salah seorang pendiri sekolah tinggi Islam, yang kini di kenal Universitas Islam Indonesia (UII).
Dalam masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan ini, ia menikah kembali.
Perempuan yang dinikahinya adalah Mursyida binti Abdullah Suyuti, yang merupakan salah seorang murid KH Abdullah di STI.
Bersambung.....
Kedinding Lor Surabaya, Jumat - 29 - November - 2024
