Larangan Berbusana Asing
tegursapanews.com - Dinasti Ming: Selama Dinasti Yuan berkuasa, Orang-orang Arab dan Persia membawa dan mengenakan busana sendiri yang sangat berlainan dengan pakaian bangsa Han.
Menurut sebuah sumber dari zaman Dinasti Yuan, di era pemerintahan Mongol itu, orang muslim Hui mengenakan busana tradisional Arab dan memakai selendang berhias berbagai ornamen, seperti mutiara.
Kebijakan asimilasi yang diberlakukan Dinasti Ming, memaksa mereka mengenakan pakaian seperti yang dikenakan orang-orang Cina Han.
Mereka yang bekerja seperti pegawai sipil umumnya memakai jubah-jubah Mandarin berdasarkan jenjang jabatan masing-masing.
Kalangan muslim awam memakai busana tidak formal. Di perdesaan warga muslim Hui yang berusia lebih tua cenderung memakai baju gamis berwarna hitam atau abu-abu.
Ketika menuju masjid, para lelakinya memakai haomao (penutup kepala), tetapi tidak memakai surban bergaya Islam.
Ada pula yang memakai bianguan, topi tradisional berbentuk kerucut khas Asia Tengah.
Bianguan juga kerap dipakai ketika kaum lelakinya menghadiri pernikahan atau pemakaman.
Perempuan muslim berusia lanjut mengenakan kerudung putih. Sedangkan wanita paru baya dan gadis remaja masing-masing memakai kerudung warna hitam dan hijau.
Pada pertengahan pemerintahan Dinasti Ming, abad ke-15 M, melalui intraksi dengan Han Cina yang berlangsung lebih dari seratus tahun, komunitas muslim mengenakan pakaian seperti halnya orang-orang Cina Han.
Dinasti Ming sukses menerapkan asimilasi yang terkait dengan kebijakan sinisme yang dilakukannya.
Bersambung.....
Kedinding Lor Surabaya, Jumat - 22 - November - 2024