Perjuangan Melawan Rezim Kolonial
tegursapanews.com - melawan rezim: Pada sekitar bulan April-Mei 1942, menjadi peristiwa yang menegangkan dalam sejarah pergerakan Nahdlatul Ulama.
KH. Hasyim Asy'ari, pimpinan pesantren Tebu Ireng Jombang dan pemimpin tertinggi (Ra'is Akbar) NU, di tangkap oleh Pasukan Jepang.
Beliau di masukkan je dalam penjara Jombang, lalu di pindah ke Mojokerto, dan akhirnya di bawah ke penjara Koblen Surabaya.
Beberapa Kiai dan santri meminta Jepang agar mereka juga di penjarakan bersama-sama Hadratus Syaikh sebagai tanda khidmat kepada guru dan pemimpin mereka, yang saat itu berumur 70 tahun.
Tentu saja, hal ini menjadi sebuah sikap kedekatan dan kecintaan pada siang Kiai.
Penangkapan Kiai Hasyim, bermula dari tindakan beliau yang menolak dan memberikan fatwa haram terhadap tindakan saikere, yakni membungkukkan badan sembilan puluh derajat menghadap ke arah Tokyo untuk menghormati Tenno Heika, Raja Jepang.
KH. Hasyim Asy'ari dipenjarakan selama 7 bulan dan baru dilepaskan setelah desakan dan langkah diplomasi yang di pimpin oleh KH. Wahab Hasbullah dan KH. Abdul Wachid Hasyim.
Kedua tokoh penggerak NU ini, mengupayakan dialog dengan Saikoo Silakan, Panglima Besar Tentara Jepang di Jakarta.
KH. Hasyim Asy'ari wafat pada 7 Ramdhan 1366/25 Juli 1947, karena tekanan darah tinggi.
Peristiwa ini di picu oleh berita dari jendral Sudirman (1915-1950) dan Bung Tomo (1920-1980), bahwa pasukan Belanda di bawah Jendral Simon Hendrik Spoor(1902-1949) telah kembali ke Indonesia dan menang dalam pertempuran di Singosari (Malang).
Kisah besar Sang Kiai yang dengan tulus Ikhlas berjuang untuk negeri, semoga menjadi pelajaran dan semangat bagi kita, santri-santri penerus Hadratus Syaikh.
Habis.....
Al-fatihah.....
Kedinding Lor Surabaya, Jumat 22 - November - 2024
