tegursapanews.com - mahaguru: Tak berhasil dengan Tipu muslihatnya, akhirnya Van Der Plas berpamitan dengan tangan hampa.
Sikap Kiai Hasyim ini sangat tepat, sebagai Ulama, dirinya tidak butuh penghargaan dan pengajuan resmi dari pemerintah kolonial.
Sebagai guru dan rujukan masyarakat, dirinya memilih independen untuk tidak melibatkan diri pada urusan yang sensitif di tengah kesulitan yang melanda rakyat akibat malaise sejak awal 1930-an.
Secara politik Kiai Hasyim juga berusaha menjaga jarak terhadap kekuasaan yang zalim.
Dengan demikian, tidak mengherankan jika independensi dan karakteristik Kiai Hasyim menjadikannya dimuliakan dan dihormati banyak kalangan.
Kiai Wahab Turcham muda sangat beruntung bisa berguru kepada Hadratussyekh. Selain faktor keilmuan, akhlak Kiai Hasyim lah yang membuat banyak orang mendatangi pondok ini.
Sifatnya yang rendah hati, zuhud, dan memuliakan manusia membuat siapapun merasa nyaman datang ke tempat tersebut.
Apalagi jika sudah bertemu dan berbincang dengan Kiai Hasyim. Semua merasa dekat dan merasa paling di sayang.
Hal ini, misalnya, dituturkan oleh KH. Syaifuddin Zuhri dalam memoarnya, KH. Syaifuddin Zuhri, Guruku Orang-orang dari Pesantren.
"Sekalipun ada khadam yang menyuguhkan minuman dan makanan tetapi beliau sendiri yang meletakkan di muka sang tamu, bahkan kadang-kadang beliau sendiri yang mengambilnya dari dalem (ruangan tengah di rumahanya), jika kebetulan khadam sedang istirahat.
Bahkan jika kedatangan tamu tepat di waktu makan (Siang maupun malam) maka keluarlah hidangan makan.
Dengan amat ramahny tamu diladeni dengan kata-katanya yang menyenangkan, hingga kalau tamu terdiri dari banyak orang maka masing-masing orang merasa bahwa dialah yang paling disayang Hadratussyekh.
Mereka puas menjadi kenangan, yang membahagiakan sepanjang hidupnya.
Bersambung.....
Kedinding Lor Surabaya, Ahad - 29 - Desember - 2024
U I P M
E C O S O C
