Oleh: Yusdi Lastutiyanto*
tegursapanews.com - Hubungan: Sebuah hubungan adalah perjalanan. Ia datang seperti tamu, membawa cerita dan kebaruan. Ia pergi seperti angin, meninggalkan jejak yang kadang samar, kadang begitu membekas. Tidak ada hubungan yang sepenuhnya abadi, karena setiap hubungan terikat oleh siklus kehidupan, bertemu, berjalan dan berpisah.
Hubungan yang sejati adalah tentang saling memberdayakan. Di dalamnya, ada ruang untuk bertumbuh, ada cahaya yang menuntun jiwa-jiwa untuk lebih besar dari dirinya sendiri. Namun, ketika hubungan mulai menjadi beban, saling menyakiti, kehilangan arah, atau tak lagi melengkapi, itu bukan tanda kelemahan untuk mengakhirinya, tetapi keberanian untuk melindungi diri dari luka yang terus membesar.
Sebab, pada dasarnya hubungan bukan soal bertahan dengan apa yang menyakitkan, melainkan menemukan makna dalam apa yang hilang. Setiap perpisahan adalah cermin. Di baliknya, ada hikmah yang sering kali hanya terlihat setelah jarak terentang. Kita belajar memahami diri sendiri lebih dalam, membangun kedewasaan yang lahir dari luka-luka kecil dan besar.
Tidak perlu memaksakan apa yang telah usai. Karena hubungan, sebagaimana kehidupan, adalah rangkaian babak yang terus bergerak. Dan setiap babaknya, baik itu penuh tawa atau tangis, adalah guru yang membentuk kita menjadi manusia yang lebih bijak, lebih tangguh, dan lebih peka terhadap apa yang benar-benar penting, menemukan kebahagiaan yang sejati, bukan dari orang lain, tetapi dari diri kita sendiri.
Begitulah perjalanan sebuah hubungan. Datang dengan senyuman, pergi dengan pelajaran. Dan di antaranya, tersimpan momen-momen kecil yang membangun jiwa.
*Trainer NLP di IHC & LOA Jakarta