Notification

×

Iklan

Iklan

33 (Tiga Puluh Tiga) Menjadi Pendidik

| Februari 01, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-02-02T01:29:37Z



tegursapanews.com - Pendidik: Beberapa perkampungan pergerakan pada saat itu antara lain Bubutan, Jawatan, Kertopaten, Pengiriman, Maspati, dan Peneleh. 


Nama-nama aktivis politik pergerakan saat itu, seperti HOS. Cokroaminoto, pimpinan Sarekat Islam dan dr Soetomo, dokter lulusan STOVIA yang kemudian memimpin persatuan Bangsa Indonesia (PBI), sangat di segani. 


Kota Surabaya di Era 1920-an akhir memang menjelma menjadi kota pergerakan. 


Di kota ini para aktivis menggerakkan kesadaran berorganisasi dan kehendak untuk maju dan setara. 


Jangan heran jika kota ini menjadi salah satu basis Sarekat Islam, PBI, PNI, Jong Java, Jong Islamiten Bond, dan tentu saja NU. 


Masing-masing juga berlomba-lomba mendirikan sekolah bagi rakyat. Aktivitas ini semakin berkembang menjelang tahun 1940-an.


Pada waktu inilah, aktivis Kiai Wahab muda di bidang pendidikan semakin padat manakala dirinya menjadi staf pengajar di Madrasah NU Bubutan Surabaya. 


Di lembaga ini, dia mengajar Nahwu, Sharaf, Muhadatsah, dan Qira-atur Rasyidah. 


Pada waktu itu, Madrasah NU Bubutan di pimpin oleh KH. Ghigron Faqih, pengurus harian NU yang dikemudian hari menjadi pemimpin barisan Sabilillah mana kala bertempur dalam revolusi fisik mempertahankan kemerdekaan RI. 


Bersambung..... 


Kedinding Lor Surabaya, Ahad - 2 - Februari -2025


Abdul Chalim CEO tegursapanews.com Sponsorship Universal Institute Of Professional Management (UIPM) 


E  C O S O C





U I P M


Yayasan Pendidikan Putri Khadijah Surabaya

×
Berita Terbaru Update