Notification

×

Iklan

Iklan

Bagaimana Hipnosis Dikaji Secara Ilmiah

| Februari 18, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-02-19T07:05:25Z


Oleh: Yusdi Lastutiyanto*



"Neuroplasticity is the process of rewiring our brain. The best way to do this is through deep focus and states of heightened suggestibility.”_

- Dr. Andrew Huberman


_“Hypnosis is a powerful means of changing the way we use our minds to control perception and behavior.”_

- Dr. David Spiegel


tegursapanews.Com - dikaji: Pernahkah Anda berpikir bagaimana kebiasaan terbentuk? Mengapa pola pikir tertentu terasa begitu kuat, seakan-akan tertanam dalam otak kita? Jawabannya terletak pada mekanisme kerja otak yang disebut Hebbian Learning. Prinsip ini menyatakan, _"Neurons that fire together, wire together.”_ Artinya, setiap kali kita mengalami sesuatu secara berulang, otak menghubungkan pengalaman tersebut menjadi pola yang semakin kuat, secara sederhana proses pengulangan adalah cara untuk menghubungkan informasi dan memori.


Lalu, bagaimana jika ada cara untuk mempercepat proses ini? Di sinilah hipnosis berperan.


Hipnosis: Jembatan Menuju Pembelajaran yang Efektif


Saat seseorang berada dalam keadaan hipnosis, otaknya tidak “tertutup” atau kehilangan kendali. Justru, kondisi ini adalah fokus mental yang intens di mana kesadaran terhadap informasi tertentu meningkat. Di saat itulah, otak lebih responsif terhadap sugesti, mirip dengan kondisi belajar yang sangat optimal, kepekaan diri meningkat.


Ketika seseorang berada dalam keadaan hipnotik atau trance, gelombang otaknya bergeser ke frekuensi alpha dan theta, yang juga terjadi saat kita bermimpi atau berada dalam kondisi relaksasi mendalam. Pada tahap ini, neuroplasticity (kemampuan otak untuk membentuk dan memperkuat koneksi antar-neuron) bekerja lebih aktif. Dengan kata lain, hipnosis membuka jalan bagi pembelajaran dan perubahan pola pikir yang lebih cepat dibandingkan kondisi normal.


Bagaimana Hipnosis dan Hebbian Learning Berinteraksi?


Mari kita pahami dengan lebih sederhana. Dalam kehidupan sehari-hari, pola pikir dan kebiasaan kita terbentuk melalui pengulangan. Setiap kali kita mengalami sesuatu, neuron di otak saling terhubung dan membentuk jaringan baru. Jika pola tersebut terus diaktifkan, jalur sinaptik akan semakin kuat, dan akhirnya, menjadi bagian dari kebiasaan atau keyakinan kita.


Namun, masalahnya adalah tidak semua kebiasaan yang terbentuk itu positif. Ada orang yang tanpa sadar menguatkan pola pikir negatif, misalnya, "Saya tidak percaya diri," atau "Saya selalu gagal." Setiap kali pikiran ini muncul, neuron-neuron yang berkaitan dengan rasa takut, kecemasan, atau keraguan semakin terkunci dalam jaringan otak.


Di sinilah hipnosis bisa digunakan untuk membalikkan pola negatif ini. Dengan menempatkan seseorang dalam kondisi hipnotik, kita dapat mempercepat pembentukan jalur neuron baru yang lebih mendukung pertumbuhan positif. Jika selama ini otak terbiasa menghubungkan pengalaman berbicara di depan umum dengan ketakutan, maka melalui hipnosis, kita bisa membentuk ulang asosiasi tersebut menjadi ketenangan dan rasa percaya diri.


Contoh Penerapan Hipnosis dalam Pembelajaran dan Perubahan Diri


1.Meningkatkan Fokus dan Daya Ingat


Pelajar dan profesional sering kali kesulitan mempertahankan konsentrasi. Dengan teknik hipnosis, seseorang dapat melatih otaknya untuk tetap fokus lebih lama dan mengakses informasi dengan lebih mudah.


2.Mengatasi Kebiasaan Buruk


Kebiasaan seperti merokok atau makan berlebihan sering kali berasal dari pola pikir bawah sadar yang telah diperkuat bertahun-tahun. Dengan hipnosis, kita dapat menghubungkan kebiasaan lama dengan sensasi yang tidak menyenangkan dan membentuk jalur baru yang lebih sehat.


3.Mengurangi Stres dan Kecemasan


Stres bukan hanya reaksi emosional, tetapi juga hasil dari pola neurologis yang telah terbentuk. Melalui hipnosis, kita dapat membantu otak menciptakan asosiasi baru terhadap ketenangan sehingga respons stres dapat dikendalikan dengan lebih baik.


Hipnosis: Bukan Mistik, Tapi Ilmu yang Dapat Dimanfaatkan


Banyak orang masih menganggap hipnosis sebagai sesuatu yang mistis atau manipulatif. Padahal, hipnosis hanyalah cara untuk mengoptimalkan kerja otak kita, memanfaatkan mekanisme alami Hebbian Learning untuk membentuk kebiasaan baru yang lebih sehat dan produktif.


Bayangkan jika Anda bisa menggunakan kekuatan ini untuk meningkatkan fokus, mengatasi ketakutan, atau bahkan mengubah kebiasaan yang tidak diinginkan. Hipnosis bukan sekadar fenomena pertunjukan di televisi, melainkan alat ilmiah yang dapat digunakan untuk membentuk kehidupan yang lebih baik.


Jika otak kita adalah ladang, maka hipnosis adalah cara untuk menanam benih yang tepat. Apa yang kita tanam, itulah yang akan tumbuh dan membentuk diri kita. Kini saatnya memahami dan memanfaatkan hipnosis dengan cara yang positif, karena perubahan dimulai dari cara kita menghubungkan pikiran kita sendiri.


Semoga bermanfaat dan Terima Kasih 



*Instructor NLP IHC & LIAT di Jakarta


Editor: Abdul Chalim

×
Berita Terbaru Update