Oleh: Yusdi Lastutiyanto*
tegursapanews.com Pupuk: _"Setiap orang adalah individu yang unik. Oleh karena itu, psikoterapi harus dirancang untuk menyesuaikan dengan kebutuhan unik individu, bukan memaksa individu untuk menyesuaikan diri dengan teori hipotetis tentang perilaku manusia.”_
Di sebuah desa kecil, seorang petani bernama Pak Rahman memiliki dua ladang. Ladang pertama, tanahnya subur dan sering terkena hujan. Ladang kedua, lebih kering dan jarang mendapatkan air.
Suatu hari, seorang teman menyarankan pupuk khusus untuk mempercepat pertumbuhan tanaman. Pak Rahman pun mencobanya di ladang pertama. Hasilnya luar biasa! Tanaman tumbuh lebih cepat, hijau, dan subur.
Melihat keberhasilannya, ia berpikir, Jika berhasil di ladang pertama, pasti akan berhasil juga di ladang kedua! Dengan penuh keyakinan, ia menaburkan pupuk yang sama di ladang keringnya.
Tapi alih-alih tumbuh lebih subur, tanaman di ladang kedua justru layu dan mati. Pak Rahman terkejut. Ia pun mencari tahu dan akhirnya menyadari kesalahannya: pupuk yang digunakan ternyata hanya cocok untuk tanah yang sudah lembap, bukan untuk tanah yang kering.
Pelajaran itu membuka matanya, tanah yang berbeda membutuhkan perlakuan yang berbeda.
Hipnoterapi Juga Seperti Itu
Seorang hipnoterapis terkadang mungkin merasa cukup hanya dengan satu teknik yang ia yakini ampuh. Katakanlah, ia terbiasa menggunakan pendekatan langsung (direct suggestion), memerintahkan klien untuk “rileks sekarang,” atau “rasakan perubahan segera,” lalu memberikan sugesti langsung. Dan dalam banyak kasus, metode itu berhasil.
Namun, bagaimana jika suatu hari ia bertemu klien yang justru semakin gelisah saat diberikan perintah langsung? Pikirannya sedang ruwet, batinnya sedang berkonflik. Bagaimana jika klien itu merasa tidak nyaman, merasa dipaksa, merasa terapinya tidak bekerja?
Sama seperti pupuk tadi, teknik yang efektif untuk satu orang belum tentu cocok untuk yang lain. Itulah mengapa seorang hipnoterapis perlu memiliki lebih dari satu alat di dalam kotak peralatannya. Jika satu metode tidak bekerja, ia harus memiliki pendekatan lain.
Brief Hypnotherapy dengan pendekatan yang terinspirasi dari Milton Hyland Erickson adalah salah satu jawaban bagi mereka yang ingin menjadi hipnoterapis yang lebih fleksibel dan intuitif. Pendekatan ini tidak sekadar memberikan perintah, melainkan menyusup ke dalam kesadaran klien dengan cara yang lebih halus, lebih personal. Seperti dokter yang memahami bahwa setiap pasien memerlukan resep berbeda, seorang hipnoterapis juga harus mampu membaca kebutuhan unik setiap klien.
Karena pada akhirnya, hipnoterapi bukan sekadar teknik, tetapi seni memahami manusia. Dan dalam seni ini, semakin banyak warna yang kita kuasai, semakin indah hasilnya.
Semoga bermanfaat dan Terima Kasih.
*Instruktur IHC & LOA di Jakarta
Jakarta, 16 Februari 2025