Oleh: Yusdi Lastutiyanto*
tegursapanews.com - Tamu: Seorang pria yang tampak gelisah datang menemui seorang bijak. Wajahnya kusut, bahunya lunglai seakan menanggung beban yang tak terlihat. Dengan suara lirih, ia mengeluh,
"Setiap kali saya merasa tenang, tiba-tiba saja kenangan buruk dari masa lalu muncul. Mereka datang seperti tamu tak diundang, membawa kembali semua rasa sakit, ketakutan, dan penyesalan yang sudah saya coba lupakan. Saya tidak tahu bagaimana menolaknya."
Sang bijak tersenyum dan berkata, "Ikutlah denganku sebentar."
Ia mengajak pria itu berjalan ke rumahnya. Saat tiba di depan pintu, ia menunjuk ke sebuah bangku kecil di serambi.
"Duduklah di sini dan tunggu sebentar," katanya. Lalu ia masuk ke dalam rumah, meninggalkan pria itu sendirian.
Beberapa menit berlalu. Tiba-tiba, seorang pengemis datang dan mengetuk pintu. Dari dalam, sang bijak bertanya dengan suara lantang, "Siapa di luar?"
"Saya orang yang kelaparan," jawab pengemis itu.
Sang bijak kembali bertanya, "Apa yang kamu inginkan?"
"Saya ingin masuk dan makan," jawab si pengemis.
Sang bijak diam sebentar, lalu berkata dengan tenang, "Maaf, saya tidak bisa menerima tamu saat ini." Ia lalu menutup kembali pintunya.
Pengemis itu berdiri beberapa saat, menunggu, lalu akhirnya pergi.
Beberapa saat kemudian, seorang pedagang datang dan mengetuk pintu dengan keras. Dari dalam, sang bijak kembali bertanya, "Siapa di luar?"
"Saya seorang pedagang yang ingin menawarkan dagangan," jawabnya.
Sang bijak tersenyum dan berkata, "Saya tidak tertarik. Terima kasih." Lalu ia menutup pintu lagi.
Pedagang itu pun pergi.
Sang bijak lalu keluar dari rumahnya dan duduk di samping pria yang sejak tadi mengamati semuanya dengan penuh tanda tanya.
"Apa yang kau pelajari dari ini?" tanya sang bijak.
Pria itu berpikir sejenak, lalu berkata, "Jika seseorang mengetuk pintu, saya berhak memilih apakah akan membiarkannya masuk atau tidak."
Sang bijak tersenyum dan mengangguk. "Begitu pula dengan kenangan buruk yang datang dalam pikiranmu. Mereka hanya tamu. Mereka bisa mengetuk pintu kapan saja. Tapi kamu yang memegang kendali penuh apakah akan membiarkan mereka masuk, berbincang lama, atau menutup pintu dan melanjutkan harimu."
Pria itu terdiam, lalu tersenyum untuk pertama kalinya setelah sekian lama. Untuk pertama kalinya, ia menyadari bahwa dirinya bukan korban dari kenangan itu. Ia adalah pemilik rumahnya sendiri.
Hipnoterapi: Cara untuk Mengendalikan Tamu Tak Diundang
Namun, kenyataannya tidak semua orang bisa dengan mudah menutup pintu untuk kenangan buruk. Ada yang merasa tamu itu terlalu kuat, terlalu keras mengetuk, atau bahkan sudah masuk tanpa diundang dan enggan pergi.
Inilah saatnya memahami bagaimana hipnoterapi dapat membantu.
Hipnoterapi bekerja dengan membawa seseorang ke dalam kondisi kesadaran yang lebih dalam, di mana pikiran bawah sadar bisa diakses dengan lebih mudah. Di sanalah tempat kenangan-kenangan lama tersimpan. Dalam kondisi ini, seseorang bisa belajar untuk menyetel ulang responsnya terhadap kenangan buruk, seperti:
1.Mengajarkan pikiran untuk menolak tamu yang tidak diinginkan
Dengan teknik hipnosis, seseorang dapat melatih pikirannya untuk menolak kenangan yang datang tanpa izin. Seperti seorang penjaga pintu, ia bisa berkata dengan tegas dalam pikiran bawah sadarnya, "Saya tidak menerima tamu ini. Silakan pergi."
2.Mengubah makna dari kenangan itu
Hipnoterapi tidak menghapus kenangan, tetapi mengubah cara seseorang melihatnya. Kenangan yang dulu menyakitkan bisa dilihat dengan cara baru, bukan sebagai luka, tetapi sebagai pengalaman yang pernah terjadi, tanpa lagi membawa beban emosional.
3.Mengalihkan perhatian dengan cepat
Seseorang yang telah melalui hipnoterapi bisa dengan lebih mudah mengalihkan fokusnya ke masa kini. Ia tidak lagi terpaku pada masa lalu, melainkan bisa menikmati kehidupan saat ini tanpa gangguan.
4.Menanamkan sugesti positif dan afirmasi memberdayakan untuk membangun ketenangan
Dalam sesi hipnoterapi, seseorang bisa diberikan sugesti positif yang membuatnya lebih kuat menghadapi kenangan buruk. Saat tamu tak diundang itu muncul, bukannya panik, ia justru bisa merasa tenang dan berkata, "Saya punya kendali atas ini."
5.Menjaga Harmonisasi Diri
Setiap hari kita melakukan dialog batin dengan setiap bagian kita, katakan kepada bagian diri yang bijak, bahwa apapun yang pernah terjadi dimasa lalu, sudah berlalu yang perlu dilakukan adalah terima, maafkan dan melangkah ke masa depan.
Kesimpulan
Kenangan buruk memang bisa datang kapan saja. Namun, kita tidak harus membiarkannya menguasai diri. Kita punya hak untuk menentukan siapa yang boleh masuk ke dalam pikiran kita, dan siapa yang harus kita biarkan pergi.
Jika tamu tak diundang itu masih sering mengetuk dan terasa sulit untuk ditolak, hipnoterapi dapat menjadi alat yang efektif untuk melatih pikiran agar lebih kuat dan lebih sadar dalam mengendalikan kenangan.
Pada akhirnya, kita bukan hanya penghuni dalam rumah pikiran kita sendiri, tetapi juga pemilik kunci dan penjaga pintu. Anda punya kendali penuh atas siapa yang boleh masuk dan siapa yang harus Anda tinggalkan di depan pintu, tanpa pernah membukanya lagi.