Notification

×

Iklan

Iklan

Tujuh Penyebab Masalah Psikosomatis Yang Perlu Anda Kenali

| Maret 14, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-03-14T22:52:55Z

C. O. M. P. I. S. S


Oleh: Yusdi Lastutiyanto*




_"Tubuh adalah cermin dari pikiran. Apa yang tak terselesaikan dalam batin, seringkali muncul dalam bentuk rasa sakit."_


Luka yang Tak Terlihat


Rina, seorang wanita berusia 35 tahun, sering mengeluhkan nyeri di lambung yang tak kunjung sembuh. Berbagai pemeriksaan medis telah ia jalani, tetapi dokter selalu berkata, "Tidak ada yang salah dengan organ Anda." Setiap kali stres melanda, rasa perih itu kembali, seolah-olah tubuhnya menolak untuk berdamai dengan dirinya sendiri.


Saat sesi terapi, Rina akhirnya menangis. Ia mengaku merasa bersalah atas kematian adiknya dalam kecelakaan bertahun-tahun lalu. Meskipun ia tidak berada di tempat kejadian, pikirannya terus menyalahkan dirinya sendiri. "Seandainya aku bisa menjemputnya lebih cepat, mungkin dia masih hidup," katanya lirih.


Seiring waktu, perasaan bersalah itu berubah menjadi hukuman bagi dirinya sendiri. Tanpa sadar, tubuhnya ikut menerima "hukuman" itu, menciptakan gangguan psikosomatis yang semakin parah.


Ketika Pikiran Menghukum Tubuh


Dalam banyak kasus psikosomatis, tubuh merespons emosi yang tidak terselesaikan dengan menciptakan gejala fisik. Self-punishment adalah salah satu mekanisme bawah sadar yang membuat seseorang mengalami rasa sakit, kelelahan, atau gangguan kesehatan tanpa sebab medis yang jelas.


Ketika seseorang merasa bersalah, otak memprosesnya sebagai kesalahan yang harus "ditebus". Jika pikiran tak mampu menemukan cara untuk memperbaikinya, tubuh seringkali menjadi "sasaran" sebagai bentuk kompensasi.


Psikosomatis bukan sekadar "pikiran yang bikin sakit," tetapi realitas biologis di mana stres dan emosi negatif mengaktifkan sistem saraf, melemahkan imun, dan memicu gangguan fisik.


Menurut Dabney Ewin dan Bruce Eimer terdapat 7 tema yang seringkali berhubungan dengan masalah psikosomatis dengan nama C.O.M.P.I.S.S diantaranya:


1. Conflict

Pertentangan batin yang tidak terselesaikan membuat tubuh bereaksi dalam bentuk gejala fisik.


2. Organ Language

Tubuh berbicara melalui penyakit; setiap gejala memiliki makna simbolis tertentu.

3. Motivation

Kadang, tubuh menciptakan sakit sebagai alasan untuk menghindari sesuatu atau menarik perhatian.


4. Past Experiences

Trauma atau pengalaman masa lalu yang belum sembuh bisa muncul sebagai gangguan fisik.


5. Identification

Tanpa sadar, seseorang meniru atau "mengadopsi" penyakit dari orang lain yang dekat dengannya.


6. Self-Punishment

Rasa bersalah yang mendalam seringkali menciptakan sakit sebagai bentuk hukuman diri.


7. Suggestion

Sugesti negatif dari orang lain atau diri sendiri bisa memicu penyakit yang sebenarnya tidak ada.


Saran dan Insight


Jika Anda atau orang di sekitar Anda mengalami gejala psikosomatis, langkah pertama adalah menyadari bahwa ini bukan sekadar "sakit biasa." Kenali emosi yang mendasarinya, apakah itu konflik, rasa bersalah, atau trauma masa lalu.


Terapi seperti hipnoterapi, meditasi, atau teknik self-healing bisa menjadi solusi untuk membebaskan diri dari jerat psikosomatis. Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional yang memahami hubungan antara pikiran dan tubuh.


Untuk lebih memahami cara mengatasi psikosomatis dengan metode hipnoterapi, kunjungi www.titiknolhipnoterapi.com dan temukan solusi yang sesuai untuk Anda.


Karena sering kali, penyembuhan dimulai dari dalam diri sendiri.


Semoga bermanfaat dan Terima Kasih 


Jakarta, 14 Maret 2025


*Trainer NLP IHC & LOA di Jakarta




Editor: Abdul Chalim

×
Berita Terbaru Update