Oleh: Yusdi Lastutiyanto*
tegursapanews.com - Baper: Semenjak saya mempelajari Internal Family Systems Therapy (IFS), saya mulai menyadari sesuatu yang cukup mengejutkan: ternyata di dalam diri kita hidup banyak bagian kecil, yang masing-masing punya cerita, kenangan, dan bahkan luka. Mereka bukan sekadar “suara dalam kepala”, tapi lebih seperti kepribadian-kepribadian mini yang punya fungsi tertentu. Dalam psikologi, ini disebut parts, ada yang menyebutnya sub-personality, mini personality, atau ego personality.
Parts ini terbentuk sebagai cara tubuh dan jiwa kita beradaptasi. Ada yang muncul karena pengalaman traumatis, ada juga karena proses belajar menghadapi tekanan. Mereka bisa mewakili respons-respons bertahan hidup seperti _fight, flight, freeze, submit, atau attach._ Dan meskipun kadang mereka terasa menyebalkan atau mengganggu, sesungguhnya mereka punya niat baik: melindungi kita.
Misalnya, bagian dirimu yang sekarang suka _overthinking_, bisa jadi itu adalah bagian yang dulu pernah dipermalukan saat membuat kesalahan. Maka, ia belajar berpikir seribu kali sebelum bertindak, supaya tidak disakiti lagi.
Konsep parts ini membuka mata saya: ketika kita merasa cemas, marah, sebel, atau bahkan terlalu bahagia, itu semua bukan "kita sepenuhnya", tapi ekspresi dari bagian dalam diri kita. Dan menariknya, kita bisa berdialog dengan mereka.
Coba sesekali katakan pada diri sendiri:
“Saat ini ada bagian dari diriku yang sedang cemas.”
Lalu, ajukan pertanyaan dalam keheningan:
“Bagian ini melindungi saya dari apa?”
“Apa yang sebenarnya diinginkannya?”
“Apa yang dibutuhkannya saat ini?”
Seperti kata Carl Gustav Jung, _"Those who look outside, dream. Those who look inside, awaken."_
Mungkin maksudnya, saat kita menghadapi emosi yang tidak nyaman, jangan buru-buru mencari pelarian ke luar. Tapi lihatlah ke dalam. Dengarkan dirimu. Ada sesuatu yang sedang ingin disampaikan.
Kalau masih bingung memahami konsep parts ini, kamu bisa tonton film Inside Out dari Pixar. Di sana digambarkan bagaimana emosi kita seperti Joy, Sadness, Anger, Fear, dan Disgust saling berebut kendali dalam diri seorang anak. Di film keduanya bahkan muncul karakter-karakter baru seperti Anxiety, Boredom, sampai rasa minder. Semuanya hidup dalam "ruang kendali batin", dan percayalah, hal itu juga terjadi dalam diri kita setiap hari.
Nah, biar konsep ini nggak cuma jadi pemahaman teoretis, berikut tips ringan untuk mempraktikkan “Parts Language dan Inner Work” dalam keseharian:
1. Kenali bagian yang muncul.
Saat merasa nggak nyaman, tanyakan: “Bagian mana dari diriku yang sedang bicara sekarang?” Misalnya: “Ini bagianku yang takut ditolak…”
2. Terima kehadirannya.
Jangan buru-buru menyingkirkan. Ucapkan dalam hati: “Aku tahu kamu di sini, dan itu nggak apa-apa.”
3. Dengarkan dengan rasa ingin tahu.
Tanyakan: “Apa yang kamu rasakan? Apa yang kamu ingin aku tahu?” Dengarkan, bukan untuk menghakimi, tapi untuk memahami.
4. Bertemanlah dengan bagian itu.
Perlakukan dia seperti teman yang sudah lama membawa pesan penting.
5. Tawarkan perlindungan.
Katakan: “Sekarang aku yang dewasa akan melindungimu. Kamu nggak sendiri lagi.”
Proses ini bukan tentang menghilangkan bagian-bagian dalam diri kita, tapi tentang memimpin mereka dengan cinta dan kehadiran. Karena pada akhirnya, inilah self-leadership yang sesungguhnya—bukan menjadi sempurna, tapi menjadi sahabat terbaik bagi diri sendiri.
Editor: Abdul Chalim